Mengatasi Kelemahan Ala Richard Branson-setiap manusia pasti mempunyai kelemahan masing-masing namun yang membedakan ada orang yang ingin bangkit dari keterpurukannya dan mencari cara mengatasi kelemahan yang dimilikinya , disini admin akan berbagi kisah tentang Richard Branson mengatasi kelemahannya Richard Branson,
seorang industrialis asal Inggris. Bisnisnya itu terus berkembang dan
merambah ke bidang lain dengan brand baru seperti Virgin Music, Virgin
Trains, dan Virgin Mobile.
Namun tahukah kamu, tuan Branson ini memiliki beberapa keterbatasan di dalam dirinya. Namun demikian, keterbatasan tersebut tak dianggapnya sebuah kelemahan yang membuatnya terpuruk. Ia justru mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan besar dan mengantarkannya menuju sukses. Simak bagaimana cara ia melakukannya seperti dilansir dari lifehack.org.
1. Memanfaatkan ketidakfasihann ya melakukan public speaking
Branson sangat tidak suka berbicara di hadapan publik secara luas. Ia lebih memilih berbicara secara personal dengan seseorang yang dikenalnya. Menurutnya, hal itu akan lebih efektif dan mampu membuat kepribadiannya bersinar.
2. Tak banyak pengalaman
Siapa bilang bahwa ia mampu membangun perusahaan yang beromzet puluhan milyar euro itu dengan banyak pengalaman? Branson adalah orang yang minim pengalaman. Namun demikian, ia lebih banyak fokus pada pengembangan perusahaan dengan fokus pada 'apa yang bisa perusahaan berikan bagi orang lain'.
3. Pengidap disleksia
Branson adalah seorang penderita disleksia atau gangguan perkembangan baca tulis. Namun dia tetap menjadikan kelemahannya itu sebagai bagian dari bisnisnya, daripada berusaha menyembunyikann ya.
Ia terus belajar untuk berkembang dengan mendengarkan banyak pidato
atau mendengarkan orang lain. Ia pun juga banyak belajar melalui media
visual daripada text book.
4. Keluar dari sekolah
Ia mengambil pilihan untuk berhenti sekolah karena merasa bahwa pemikirannya berbeda dengan orang kebanyakan. Ia meyakini bahwa ada hal yang lebih penting dari sekolah, yakni mengapai mimpi-mimpinya. Di Indonesia, hal yang sama juga dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Jokowi yakni Susi Pudjiastuti.
Menyadur dari tulisan Rhenald Khasali, Susi adalah orang yang tahu kapan dia harus berhenti. Dia adalah seorang self driver sejati, bukan putus sekolah, namun ia berhenti secara sadar. Darinya, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya bisa didapat dari bangku sekolah.
5. Seorang yang mudah bosan
Bagaimana mengembangkan sebuah produk jika si empunya justru cepat merasa bosan? Itulah yang dialami seorang Branson. Namun, ia menyikapinya dengan meng-hire orang yang ia percaya untuk mewujudkan konsep yang dimilikinya sembari ia merumuskan rencana baru untuk mengembangkan bisnis yang lainnya. Cerdas!
6. Tak suka show off terlalu cepat
Kebanyakan pemilik perusahaan menginginkan bisnisnya berkembang pesat dan berhasil dengan cepat. Untuk itu, kebanyakan karyawan dalam suatu perusahaan akan di-treatment untuk bekerja dengan target yang besar dengan waktu yang sangat sedikit. Branson tidaklah demikian. Ia menyadari bahwa untuk menuju kesuksesan, perusahaannya harus dibangun secara bertahap dan berkesinambunga n. Ia pun juga mempekerjakan karyawannya dengan ideal dan menganggap mereka seperti keluarga.
7. Pemalu
Kebayang nggak kalau seorang Branson adalah seorang yang pemalu? Nah, ternyata Branson berhasil fokus pada pengetahuan bisnis yang dimilikinya daripada rasa malunya. Ia seringkali menggelontorkan
candaan seru yang bisa melumerkan suasana di sekitarnya dalam suatu
percakapan. Hal tersebut menurutnya bisa membuatnya lebih terbuka dan
merasa nyaman dengan lawan bicaranya.
8. Gagap teknologi
Percaya atau tidak, bahkan seorang Branson adalah seorang yang gaptek alias gagap teknologi. Ya, itulah kenyataannya. Branson bahkan tak mahir menggunakan komputer. Tapi, dia tahu orang-orang yang bisa membuat komputer berjasa untuk bisnisnya. Ia pun mempekerjakan ahli-ahli IT dan komputer terbaik dalam perusahaannya.
Kenali limit dan keterbatasanmu.
Anggap itu sebagai sebuah hal yang lumrah dan sikapilah secara bijak
dengan strategi yang matang. Semua orang pasti memiliki kelemahan dan
mungkin tak ada yang bisa menolak sebuah ketidakbisaan.
Tugas kita selanjutnya adalah berlaku cerdas dan mencari celah untuk bernegosiasi dengannya sehingga bisa menjadikan hidup kita lebih baik.
Src:careernews. id
Namun tahukah kamu, tuan Branson ini memiliki beberapa keterbatasan di dalam dirinya. Namun demikian, keterbatasan tersebut tak dianggapnya sebuah kelemahan yang membuatnya terpuruk. Ia justru mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan besar dan mengantarkannya
1. Memanfaatkan ketidakfasihann
Branson sangat tidak suka berbicara di hadapan publik secara luas. Ia lebih memilih berbicara secara personal dengan seseorang yang dikenalnya. Menurutnya, hal itu akan lebih efektif dan mampu membuat kepribadiannya bersinar.
2. Tak banyak pengalaman
Siapa bilang bahwa ia mampu membangun perusahaan yang beromzet puluhan milyar euro itu dengan banyak pengalaman? Branson adalah orang yang minim pengalaman. Namun demikian, ia lebih banyak fokus pada pengembangan perusahaan dengan fokus pada 'apa yang bisa perusahaan berikan bagi orang lain'.
3. Pengidap disleksia
Branson adalah seorang penderita disleksia atau gangguan perkembangan baca tulis. Namun dia tetap menjadikan kelemahannya itu sebagai bagian dari bisnisnya, daripada berusaha menyembunyikann
4. Keluar dari sekolah
Ia mengambil pilihan untuk berhenti sekolah karena merasa bahwa pemikirannya berbeda dengan orang kebanyakan. Ia meyakini bahwa ada hal yang lebih penting dari sekolah, yakni mengapai mimpi-mimpinya.
Menyadur dari tulisan Rhenald Khasali, Susi adalah orang yang tahu kapan dia harus berhenti. Dia adalah seorang self driver sejati, bukan putus sekolah, namun ia berhenti secara sadar. Darinya, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya bisa didapat dari bangku sekolah.
5. Seorang yang mudah bosan
Bagaimana mengembangkan sebuah produk jika si empunya justru cepat merasa bosan? Itulah yang dialami seorang Branson. Namun, ia menyikapinya dengan meng-hire orang yang ia percaya untuk mewujudkan konsep yang dimilikinya sembari ia merumuskan rencana baru untuk mengembangkan bisnis yang lainnya. Cerdas!
6. Tak suka show off terlalu cepat
Kebanyakan pemilik perusahaan menginginkan bisnisnya berkembang pesat dan berhasil dengan cepat. Untuk itu, kebanyakan karyawan dalam suatu perusahaan akan di-treatment untuk bekerja dengan target yang besar dengan waktu yang sangat sedikit. Branson tidaklah demikian. Ia menyadari bahwa untuk menuju kesuksesan, perusahaannya harus dibangun secara bertahap dan berkesinambunga
7. Pemalu
Kebayang nggak kalau seorang Branson adalah seorang yang pemalu? Nah, ternyata Branson berhasil fokus pada pengetahuan bisnis yang dimilikinya daripada rasa malunya. Ia seringkali menggelontorkan
8. Gagap teknologi
Percaya atau tidak, bahkan seorang Branson adalah seorang yang gaptek alias gagap teknologi. Ya, itulah kenyataannya. Branson bahkan tak mahir menggunakan komputer. Tapi, dia tahu orang-orang yang bisa membuat komputer berjasa untuk bisnisnya. Ia pun mempekerjakan ahli-ahli IT dan komputer terbaik dalam perusahaannya.
Kenali limit dan keterbatasanmu.
Tugas kita selanjutnya adalah berlaku cerdas dan mencari celah untuk bernegosiasi dengannya sehingga bisa menjadikan hidup kita lebih baik.
Src:careernews.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar